Bambang Aswatama / Tokoh Pewayangan

BAMBANG ASWATAMA

BAMBANG ASWATAMA adalah putra Resi Drona/ Durna dari padepokan Sukalima, dengan Dewi Krepi yang putri Prabu Purungaji dari negara Tempuru.

Ia berambut dan bertelapak kaki kuda, karena ketika awal mengandung dirinya, Dewi Krepi sedang beralih rupa menjadi kuda Sembrani, dalam upaya menolong Bambang Kumbayana/Resi Drona terbang menyeberangi lautan.

Pada perang Bharatayuddha, Drona gugur karena terkena siasat oleh para Pandawa. Mereka berbohong bahwa Aswatama telah gugur, tetapi yang dimaksud bukan Aswatama anaknya, melainkan seekor gajah yang bernama Hestitama (Hesti yang berarti "Gajah") namun terdengar seperti Aswatama, lalu Drona menjadi putus asa setelah ia menanyakan kebenaran kabar tersebut kepada Yudhistira yang dikenal tak pernah berbohong.

Aswatama merasa kecewa dengan sikap Duryodana yang terlalu membela Salya yang dituduhnya sebagai penyebab gugurnya Karna. Aswatama memutuskan untuk mundur dari perang Bharatayuda. Setelah Perang Bharatayuda berakhir dan keluarga Pandawa pindah dari Amarta ke Hastinapura, dengan bersembunyi Aswatama masuk menyelundup ke dalam istana Hastinapura.

Ia berhasil membunuh;

  1. Drestadyumna (pembunuh ayahnya),
  2. Pancawala (putera Puntadewa alias Yudhistira),
  3. Banowati (Janda Duryodana),
  4. dan Srikandi.
Diceritakan Aswatama masih hidup sampai sekarang dengan kutukan, ada juga bahwa akhirnya ia mati oleh Bima, karena badannya hancur dipukul Gada Rujakpala.